Arbain Rambey : Portrait Manusia Lebih Sekadar Ekspresi - Jangan dikira mendapatkan potret manusia itu mudah. Dalam seminar 'Memaksimalkan Kamera pada Pemotretan Manusia', di Hotel Ciputra, Arbain Rambey, fotografer profesional mengatakan, seringkali orang mengabaikan esensi utama fotografi.
Arbain mengingatkan, meski fotografi tengah booming, namun logika-logika foto landskape cenderung dipakai dalam menghasilkan portraiture. ''Karena logika-logika foto landscape dibawa, cenderung cahaya dulu yang diperhitungkan. Padahal esensi portraiture adalah manusia itu sendiri,'' ujarnya.
Fotografer asal Semarang ini menjelaskan, tiga esensi yang perlu diperhatikan dari portrait manusia adalah ekspresi, gesture atau gerak tubuh dan pencahayaan. Dia memisalkan foto Presiden SBY yang tengah marah, portrait yang dibidik lebih baik mendukung ekspresi tersebut.
Selanjutnya, jika ingin memotret gesture wanita umur 30 tahun-an tentu tidak bisa disamakan dengan wanita usia 60 tahun. ''Misal motret dengan kedua tangan di belakan kepala, itu hanya cocok untuk gadis belia. Namun hal itu yang sering diabaikan,'' terangnya, kemarin.
Elemen lain yang juga diperhatikan adalah kesesuaian antara gesture dengan pakaian yang dipakai. Sebab keduanya menyangkut rasa. Dalam jurnalistik sendiri, jika ekspresi dan gesture sudah teerpenuhi cenderung pencahayaan diabaikan. Tapi manakala pemotretan untuk kepentingan produk komersil, pencahayaan sangat mempengaruhi karakter.
Terakhir, Arbain memaparkan korelasi harmoni dengan background. Terkadang orang lupa menghubungkan elemen-elemen yang sudah dirancang dari suatu acara. ''Makanya kalau ada workshop motret model, saya tidak suka pakai model cantik. Sebab peserta cenderung akan melupakan esensinya, padahal mengarahkan gaya itu sangat penting,'' tandasnya.
Sumber : http://www.suaramerdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar